Alfin Raafiuddin C1C010067
Aldis Satio P C1C010068
Rama Abdul F C1C010069
Aditya Tindi S C1C010077
Satya Adhy W C1C010098
A. PENGERTIAN
Perencanaan
audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk melakukan
perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan program audit
menyeluruh. Variabel ini diukur dengan menggunakan jam perencanaan audit.
Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas
perencanaan audit yang dibuat oleh auditor.
Perencanaan
audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit
yang diharapkan. sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran
dan kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang
bisnis entitas.
B. TAHAPAN - TAHAPAN
1. Mendapatkan Pemahaman Tentang Bisnis dan Bidang Usaha Klien
Untuk dapat membuat perencanaan audit secara
memadai, auditor harus mengetahui pengetahuan tentang bisnis kliennya agar
memahami kejadian transaksi dan praktik yang mempunyai pengaruh signifikan
terhadap laporan keuangan. Dalam hal ini yang perlu dilakukan adalah :
- Mereview kertas kerja tahun lalu,
- Mereview data industri dan bisnis klien,
- Melakukan peninjauan ke tempat operasi klien,
- Mengajukan pertanyaan ke komite audit,
- Mengajukan pertanyaan ke manajemen,
- Menentukan adanya hubungan istimewa,
- Mempertimbangkan dampak dari adanya pernyataan akuntansi dan auditing tertentu yang relevan.
Prosedur Analitis adalah evaluasi informasi
keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan
dan non keuangan. Prosedur analitis meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang
tercatat dengan ekspektasi auditor.
Penggunaan prosedur analitis dalam tahapan
perencanaan audit yang efektif, meliputi tahapan-tahapan sistematis sebagai
berikut :
- Mengidetifikasi perhitungan / perbandingan yang akan dibuat
- Mengembangkan ekspektasi atau harapan
- Melakukan perhitungan / perbandingan
- Analisis data dan identifikasi perbedaan signifikan
- Menyelidiki selisih tak diharapkan yang signifikan
- Menentukan pengaruh atas perencanaan audit
Material awal perlu ditetapkan karena pendapat
auditor atas kewajaran laporan keuangan diterapkan pada laporan keuangan
sebagai keseluruhan.
4. Mempertimbangkan Resiko Audit
Risiko bawaan (inherent risk) suatu risiko salah
saji yang melekat dalam saldo akun atau asersi tentang suatu saldo akun. Risiko
pengendalian (control risk) suatu risiko tidak dapat dicegahnya salah saji
material dalam suatu saldo akunatan asersi tentang suatu saldo akun oleh
pengendalian intern. Risiko deteksi (detection risk) suatu risiko tidak
terdeteksinya salah saji material dalam suatu saldo akun atau asersi tentang
suatu saldo akun oleh prosedur audit yang dilaksanakan oleh auditor. Risiko
audit suatu risiko kegagalan auditor dalam memodifikasi pendapatannya atas
laporan keuangan yang secara material disajikan salah.
5. Mempertimbangkan Berbagai Faktor yang Berpengaruh Terhadap Saldo Awal, jika Perikatan dengan Klien Berupa Audit Tahun Pertama
Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi
sebagai berikut : “bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan”. Laporan
keuangan tidak hanya menyajikan posisi keuangan dan hasil usaha tahun berjalan,
namun juga mencerminkan dampak:
- Transaksi yang dimasukkan dalam saldo yang dibawa ke tahun berikutnya dari tahun-tahun sebelumnya.
- Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam tahun - tahun sebelumnya SA seksi 323 Audit tahun pertama memberikan panduan bagi auditor berkenaan dengan saldo awal, bila laporan keuangan di audit untuk pertama kalinya atau bila laporan keuangan tahun sebelumnya diaudit oleh auditor independen lain. Auditor harus menyadari mengenai hal-hal bersyarat (contingencies) dan komitmen yang ada pada awal tahun.
6. Menetapkan Strategi Audit Awal untuk Asersi-asersi
Tujuan akhir perencanaan dan pelaksanaan audit
yang dilakukan auditor adalah untuk mengurangi risiko audit ke tingkat yang
rendah, untuk mendukung pendapat apakah, dalam semua hal yang material, laporan
keuangan disajikan secara wajar. Tujuan ini diwujudkan melalui pengumpulan dan
evaluasi bukti tentang asersi yang terkandung dalam laporan keuangan yang
disajikan oleh manajemen. Karena keterkaitan antara bukti audit, materialitas,
dan komponen risiko audit (risiko bawaan, risiko pengendalian, danm risiko
deteksi), auditor dapat memilih strategi audit awal dalam perencanaan audit
terhadap asersi individual atau golongan transaksi.
7. Mendapatkan Pemahaman Tentang Struktur Pengendalian Intern Klien
Penyajian laporan keuangan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum di in donesia mewajibkan klien untuk
melaksanakan peraturan-peraturan pemerintah dan perjanjian-perjanjian legal
yang lain. Jika material, informasi mengenai kewajiban legal klien, harus
dijelaskan dalam laporan keuangan.
Sebelum memulai
verifikasi dan analisis terhadap transaksi dan akun tertentu, auditor perlu
memahami kewajiban-kewajiban legal dan perjanjian-perjanjian yang menyangkut
klien. Informasi tersebut tercantum dalam dokumen-dokumen berikut ini:
- Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
- Perjanjian persekutuan (partnership agreement)
- Notulen rapat direksi dan pemegang saham
- Kontrak
- Peraturan-peraturan pemerintah yang secara langsung menyangkut perusahaan klien
- Arsip korespondensi